Senin, 13 Juli 2020

Opo aku salah kamar?

Dear, 
Mbakyu ....
Senajan kowe ngilang, ra biso tak sawang
Nanging neng ati tansah kelingan
Manise janji - janjimu kuwi
Nglarani ati
Senajan aku lara, ning isih kuat nyonggo
Tatu sing ono ndodo
Perih rasane yen eling kowe
Angel tambane
Opo aku salah yen aku crito
Opo anane
Wong sing neng sandhingmu ben melu krungu
Piye tenane
Opo aku salah yen aku kondho
Opo anane
Ceritane tresno naliko biyen
Aku lan kowe
Senajan aku lara, ning isih kuat nyonggo
Tatu sing ono ndodo
Perih rasane yen eling kowe
Angel tambane
Opo aku salah yen aku crito
Opo anane
Wong sing neng sandhingmu ben melu krungu
Piye tenane
Opo aku salah yen aku kondho
Opo anane
Ceritane tresno naliko biyen
Aku lan kowe
Terjemahkan ke bahasa Indonesia

Rapat Er_Te

Dear,
Kang Wouw....


Inilah kotak pos Sempega Rojo. Kotak pos ini akan ditempatkan di beberapa titik (kantor Desa). Disamping Locker PJJ di sudut goa Pulo Kelandri.

Seingat Saya, kotak pos ini ijtihad Kang Bebe saat debat ilmiah di Goa itu (Walaupun, dengan nuansa__rapat Er-Te__, diksinya Kang Wouw).

Ya, Debat di goa itu memang kerapkali ala __Warkop__(diksinya Guz Noer). Tanpa moderator. Dan, semuanya yang hadir menjadi__speaker. Namun, substansi nya adalah kajian ilmiah :

"Bagaimanakah mengatasi anak-didik yang tak memiliki HP Android?
Bagaimanakah mengatasi anak-didik yang tak lancar sinyalnya?
Bagaimanakah Solusinya jika mereka tak mampu membeli pulsa?
Bagaimanakah daya tahan ortu dalam membeli pulsa?
Bagaimanakah ......?"

Dengan gaya debat yang Bagaimanapun, Kang Dodo mengingatkan :

"Ojo rumongso biso. Ini dimaksudkan__berkemauan baik (good Will) untuk belajar bersama, jauh lebih bermakna. Menjadi manusia pembelajar. Belajar mendengarkan. Lebih dari belajar berbicara. "

(Ya, walaupun filosofi Kang Dodo ini menabrak theory __speaking skill is more difficult than listening skills __yang diyakini DELON itu?)

"Karena, diskusi kita kerapkali bergaya __rapat Er-Te (pinjam diksinya Kang Wouw), ya, filosofi itulah __moderatornya. Tercerabutnya filosofi ini dari __budoyo (rapat Er_Te)__akan melahirkan dominasi (otoriterisme?) dan keangkuhan (yang sesungguhnya membunuh akal sehat dan mematikan hati nurani)."

(Wah, sepertinya Kang Dodo ini, __wong Jowo__ ? Maaf, Saya harus pinjam diksinya Mbah Rizal, __Wong Jowo__yang bercirikan mampu menempatkan diri di ruang dan waktu secara proporsional, tepat, dan tak mengeruhkan suasana.)

Ya, __rapat Er-Te di goa itu pun usai. Kotak pos Sempega Rojo menjadi pilihan untuk mereduksi problematika di lapangan selama PJJ. Resikonya, Kang Bebe harus __be ready__pontang-panting menjadi kurir __mengantar dan mengambil isi kotak Pembelajaran itu tiap minggunya.

(Wah, Bagaimana kah besaran Angpou nya, Kang Bebe?)

"Ini cara proses belajar Saya. __Talk less, Do more...! Atau,__ to give __ikhu luwih utomo--tinimbang __to receive__"

(Oooo, Kang Bebe ini mengingatkan Saya, atas kenangan indah di puncak Kedung Pring, Kang Tomo, sahabat yang__setiyo__berjibaku atas nama cinta, __hidup haruslah menebar senyum yang lahir dari kerendahan hati. Bukan, senyum abu-abu!)

Allahu A'lam

Minggu, 12 Juli 2020

Sampah

Jangan men_delete sampah!
Mengapa?

Mbakyu Sofia....
Kita semua belajar
Untuk men__delete__
Atas__apa dan siapapun__
Yang tak bermakna dalam hidup kita

Benarlah, Syeh Jalil :

Delete saja
Di ruang hati...
Di ruang pikir...
Juga, di HP Android kita
Karena __sampah __selalu mengganggu akal sehat kita.

Ya, __sampah__itu adalah selain diri-Nya,__atas apapun dan siapapun yang menimbulkan polusi di hati kita.

Namun, __sampah telethong Sapi__di-recycle menjadi bio gas oleh tetangga Saya. 

Ada lagi, tetangga lain membakar sampah semalam suntuk untuk pengasapan (fogging) hingga pagi harinya untuk meminimalisir De-Be.

Lainnya lagi, sampah dibuang begitu saja di sepanjang pinggiran sungai.

Ya, jika mayoritas penduduk memilih setrategi __buang sampah semaunya itu, maka tumpukan sampah itu bisa melebihi tingginya DAK di sekolah Kang Sugih(Arto) itu.

Nah, inilah__ quantum teaching process__ yang saya maksudkan tadi pagi. Ketika, kita men_delete sampah semau kita, efek dominonya bisa merobohkan DAK milik tetangga kita.

Betapa, kita perlu :
Think globally
Act locally

(Bukan, delete locally, ya?)

Allahu A'lam

Sabtu, 11 Juli 2020

Ayam Kate

Pak Dhe...
Afwan Katsir, sebelumnya, ya?

Jika, ada seorang gadis menaiki motor trail, tentunya ia__ belum tentu __pembalap. Atau, Tukang __jumping.

Jika, ada seorang lelaki yang menyulut rokok dengan asap yang meliuk-liuk, tentunya ia __belum tentu__Dukun.

Jika, ada seorang anak memegang HP Android, tentunya ia__belum tentu__seorang gammer.

Ya, pelabelan atas __apa dan siapa__adalah proses __nggebyah uyah__yang biasanya tergesa-gesa. Hal ini biasanya terjadi akibat dari fragmentasi (bisa juga, permentasi?) atas hasil tafsir__apa dan siapa__yang tak komprehensif dan universal.

Men__judge atas __apa dan siapa__tanpa hardware dan software yang__ completely__tentu menghasilkan konklusi yang naif atau hoaks.

Pak Dhe....
Keberagaman potret yang kita genggam atas__apa dan siapa__adalah sebuah keniscayaan yang tak terhindarkan.

IMPROVE (ini, ya maksud, Pak Dhe?) adalah diksi yang mengundang multi tafsir.( Maaf, lagi-lagi saya memilih idiom ini, ya?)

Dari akronim:

Indahnya
Mencinta
Para
Relawan
Orang-orang
(ju) VE

Namun, juVE terlanjur meninggalkan kita.
Tentu, kian tak mudah pula mengurai kajian ini.

Ringkasnya, begini.
Jika, Anda melihat Sudrun memasuki masjid Agung Pace yang megah itu, janganlah Anda tergesa-gesa men_judge ia akan mencuri sandal. (Karena, bisa juga ia berburu Si Rebonding. Bukan, sandal...! )

Jika, Anda melihat DELON membawa celurit, janganlah Anda tergesa-gesa men-judge ia ingin bermain game ala Warok (Karena, bisa juga ia ingin mengejar ayam Katenya yang hilang untuk disate...!)

Ya, ruang hati adalah urusan-Nya.
Janganlah ikut memikirkan urusan-Nya. Karena, hanya mengacaukan akal sehat dan melelahkan hati.
Dan, Dia pun bisa tersinggung dan cemburu
(Karena, Anda telah mengambil palu-Nya. Dan, Anda gunakan __semau gue__Anda.

Allahu A'lam


Surat Cintaku

Mbakyu...
Maafkan diriku, ya?
Untuk saling menyayang dan mencinta, mungkin tak cukup dengan me__roso belaka.

Ya, marilah belajar untuk saling mengerti dan saling memahami (demi keutuhan cinta kita, tentunya). 

Jika, diriku terjatuh
Maka, tuntunlah
Jika, diriku lumpuh
Maka, gendonglah
Jika, diriku buta
Maka, berbisyiklah

Mbakyu....
Cinta sejati tak mengenal 
Diksi...
Nama...
Ruang...
Waktu..
Ikon....
Simbol...
Bentuk...
Dan warna...
Bahkan, tahi kucing pun terasa coklat, bukan?

Tapi, ya sudahlah!
Jika, gelora cinta ini (__story-ku) tak terasa coklat, ya hapuslah diriku di hatimu. 

(Emang hanya dirimu yang cantik?
Yang baik hati?
Yang rendah hati?
Yang__sweet...?
Yang__slim...?
Yang__beautifull...?)

Begini, Mbakyu...
DAK
Ini akronim dari Dunia AKademika.

Dari tafsir ini, kita tak sulit memahami betapa memodifikasi __kamar __(diksinya sahabatku, Zuko) menuju ruang akal sehat (kajian ilmiah) adalah __beatngah__hasanah. 

Bukankah kita kelompok intelektual, dan manusia pembelajar untuk menelorkan anak-anak di masa depan?

Dalam teori kuantum teaching
Jika kita berada di satu titik (kamar?), maka dengan sendirinya terintegrasi (bersinergi secara otomatis) dengan titik lainnya.

Ini pula __ruh Kurtilas__, bukan?
Memproses__info (diksi dirimu?)__apapun diksi (bentuk, warna, substansi)nya menjadi lebih bermakna bagi __kamar__(ruang belajar) kita.

Ya, jika __story-ku engkau anggap__rubbish__, tekanlah HP-mu dengan jari kelingking di tombol __clear message__

Namun, Mbakyu Tutik mengajarkan bahwa sampah tak boleh dibakar, namun di-recycle atau di-reuse hingga__ bernilai plus__dalam hidup kita.

Allahu A'lam


Salah Kamar

Mbakyu....
Maafkan aku
Yang (berkali-kali?) salah kamar.
Hingga mengganggu dirimu.

Sudah lama rasanya
kita satu rumah
atas nama membesarkan anak bangsa
Di pegunungan Pace

Jadi, karena satu rumah
Ya, kita bebas masuk kamar siapapun, khan?
Atau, jika__dislike tentang __story-ku
Toh, dirimu mudah men__delete-nya
(Tapi, kurasa dirimu akan menyesal kelak. Karena, __story__itu tak ada di toko buku manapun)

Begini, Mbakyu...
MPLS__
Ini akronim dari
Mendesain Pendidikan Lintas Sekolah.
Nah, apa relevansinya dengan DAK?

DAK bak BBM jika kita menyelenggarakan MPLS. Maka, dari pemahaman ini, diriku merasa tak salah kamar!

Ya, bagi DELON alias Sudrun atau Sang Kelirumolog itu, kamar__apapun nama, bentuk, dan warnanya__adalah ruang berpikir (bukan, ruang "merasa"!). Jadi, sebuah ruang yang mengedepankan __forum of group of discussion__atau akal sehat.

Allahu A'lam

Sabtu, 04 Juli 2020

Diseminasi, untuk apa?

Urgensinya Diseminasi Penelitian 

Penelitian dan perguruan tinggi merupakan dua hal yang tidak terpisahkan. Akademisi perguruan tinggi menggunakan penelitian sebagai cara untuk menjelaskan fenomena tertentu sesuai dengan bidang keahliannya. Penelitian

yang efektif mampu menghasilkan suatu temuan yang selain bermanfaat dalam memperluas khasanah ilmu juga dapat dipergunakan untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

Untuk menghasilkan dampak yang berarti, hasil temuan suatu penelitian harus diketahui oleh masyarakat, baik secara spesifik dalam kelompok tertentu maupun kepada kalangan umum.  Hal ini mendorong kebutuhan akan diseminasi penelitian. Diseminasi dapat diartikan sebagai penyebarluasan ide atau gagasan kepada khalayak, biasanya kepada kelompok tertentu seperti sesama akademisi, pengamat, juga masyarakat yang membutuhkan.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti untuk mendiseminasikan karya penelitiannya. Salah satunya adalah melalui presentasi hasil penelitian. Presentasi lazim dilakukan dalam kegiatan seminar dan konferensi baik di tingkat universitas hingga internasional. Kemudahan akses informasi melalui internet juga membuka peluang bagi peneliti untuk menyebarkan gagasannya dalam berbagai media seperti artikel daring, rekaman audio maupun video, infografis dan sebagainya.

Diseminasi, sesungguhnya__ test case __(disamping publikasi) via sidang terbuka (seminar) sehingga kebenaran ilmiah bisa teruji di hadapan publik (khususnya, para ahli yang membidangi).

Maka, di kalangan guru (level sekolah), seyogyanya menghirup iklim akademik di perguruan tinggi sehingga perlu dibudayakan sejak di jenjang Dikdas sekalipun.

Dalam hal ini, seminar penelitian perlu (wajib, menurut saya) dihadiri pengawas dan kepala sekolah, serta guru (juga, stakeholder yang lain, tentunya sehingga ditemukan inovasi dan formula baru untuk akselerasi kemajuan di dunia pendidikan.

Allahu A'lam