Jumat, 31 Desember 2021

Berbagi RPP Di Portal Guru Berbagi, Bagaimana?

 

Berbagi RPP Di Portal Guru Berbagi, Bagaimana?

(https://gurubelajardanberbagi.kemdikbud.go.id/)

 

Format dan isi Rencana Pembelajaran

1.   Moda pembelajaran dalam RPP bisa menggunakan pembelajaran daring, luring, atau kombinasi.

2.   Guru-guru diberikan kebebasan untuk menentukan format rencana pembelajaran.

3.   Hal-hal yang perlu disertakan dalam file yang akan diunggah:

o  Kompetensi Inti

o  Kompetensi Dasar

o  Tujuan Pembelajaran

o  Indikator Hasil Pembelajaran

o  Materi Pembelajaran

o  Metode/Strategi /Aktifitas pembelajaran

o  Penilaian

4.   Disarankan ada aktifitas yang kontekstual dengan kondisi rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar.

5.   Disarankan ada 1-3 asesmen formatif selama proses pembelajaran.

6.   Proses komunikasi dua arah.

7.   Mencantumkan asal sumber belajar.

8.   RPP tidak ada proses kurasi

9.   Pengguna mengakses laman ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id

10.                  Pada pojok kanan atas laman, klik Masuk

11.                  Pengguna masuk menggunakan akun Ayo Guru Berbagi yang telah teraktivasi

12.                  Pada beranda halaman, klik  Kelola RPP atau  RPP Saya

13.                  Klik  Tambah RPP untuk mulai berbagi RPP

14.                  Pengguna telah masuk ke ruang RPP, klik  untuk mengunggah Gambar/Ilustrasi

15.                  Pengguna mengisi Judul, Jenis, dan Deskripsi RPP

16.                  Pengguna memilih Jenjang, Tingkat/Kelas, dan Mata Pelajaran yang relevan

17.                  Pengguna memilih/menambah Tag/Kata Kunci RPP

18.                  Pengguna mengunggah dokumen RPP pada Lampiran Berkas (PDF)

19.                  Pengguna mencentang  pernyataan pada laman

20.                  Klik SIMPAN untuk menyelesaikan berbagi RPP

21.                  File dibuat dalam bentuk PDF.

22.                  Nama file Rencana Pembelajaran_judul_kelas.

23.                  Ukuran file maksimal 2MB.

24.                  Hal-hal yang perlu disertakan dalam file yang akan diunggah:

o  Nama pembuat Rencana Pembelajaran.

o  Nama Sekolah/Instansi pembuat Rencana Pembelajaran.

o  Surel pembuat Rencana Pembelajaran.

o  Rencana Pembelajaran untuk jenjang apa dan kelas berapa.

o  Topik/Tema Pembelajaran.


Kamis, 18 November 2021

Strategi Membaca

Tujuan utama pembelajaran literasi membaca adalah agar peserta didik mampu memperoleh pemahaman yang mendalam dari informasi yang didapatkan. Pembelajaran literasi membaca ditekankan pada aktivitas peserta didik, agar peserta didik mampu:

  1. Menganalisis isi teks baik secara eksplisit maupun implisit
  2. Menggambarkan inferensi analitis atas teks
  3. Mengkritisi teks melalui penggunaan logika berpikir yang benar, serta ditunjang oleh fakta-fakta yang lengkap baik dari dalam teks maupun luar teks.
  4. Memproduksi secara kreatif pemahamannya melalui berbagai media representasional yang bersifat multimoda, multi genre, multimedia, dan multibudaya

Untuk mencapai tujuan pembelajaran literasi membaca, proses pembelajaran setidaknya harus melewati tiga tahapan kegiatan (Abidin dalam Vacca, 2015). Ketiga tahapan itu adalah aktivitas prabaca, aktivitas membaca, dan aktivitas pascabaca.

Aktivitas Prabaca

Guru harus mampu mengarahkan peserta didik pada topik pembelajaran yang akan dipelajari peserta didik. Terkait asumsi dasar ini, aktivitas prabaca adalah kegiatan pengajaran yang dilaksanakan sebelum peserta didik melakukan kegiatan membaca.

Beberapa aktivitas prabaca yang dapat dilakukan guru sebagai berikut:

  1. Memilih atau menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membaca
  2. Memilih teks yang dibutuhkan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran
  3. Menyusun pertanyaan pemandu yang terkait dengan teks
  4. Membangkitkan pengetahuan awal yang berhubungan dengan topik teks
  5. Mengarahkan peserta didik untuk membuat pertanyaan dan prediksi baik yang berkenaan dengan topik ataupun topik secara umum.

Aktivitas Membaca

Setelah aktivitas prabaca, dilanjutkan dengan kegiatan inti yaitu membaca. Dalam pandangan pendekatan respons pembaca, aktivitas membaca yang dilakukan berfokus pada upaya mendapatkan pemahaman secara literal, inferensial, maupun kritis. Hal ini juga dikorelasikan dengan 3 strategi pembelajaran yaitu: memorisation strategies, elaboration strategies dan control strategies. Oleh karena ragam aktivitas membaca lebih banyak berkaitan dengan upaya menganalisis, membandingkan, dan mengkritik teks.

Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan guru dalam aktivitas membaca ini sebagai berikut:

  1. Memfasilitasi peserta didik untuk membaca, menganalisis, dan mengutip teks untuk tujuan tertentu, sambil membangun pemahaman dalam membaca.
  2. Mendorong peserta didik untuk menghubungkan skematanya (baik berupa pengalaman, pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang telah dimiliki sebelumnya), teks lain yang pernah dibaca, serta konteks kehidupan dengan teks yang sedang dibaca.
  3. Memfasilitasi peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang dibuat (menguji prediksi) dan/atau melakukan kegiatan lain yang relevan dengan tujuan pembelajaran.
  4. Mendorong terciptanya percakapan dan pengalaman yang kaya dan terikat teks untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.
  5. Mendorong peserta didik untuk mengkomunikasikan dengan peserta didik lain terkait hasil kajian dan respons yang dibuatnya.
  6. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis tujuan penulisan teks, mengevaluasi argumen dan bukti-bukti yang dibuat penulis, serta menemukan makna mendalam dari sebuah teks. proses ini bisa dilakukan melalui kerja kooperatif ataupun kolaboratif.

Aktivitas Pascabaca

Aktivitas pascabaca merupakan tahapan pembelajaran literasi yang menguji sekaligus memantapkan kemampuan berpikir kritis. Pada dasarnya tahap ini adalah tahapan yang dilakukan untuk merespons, mengeksplorasi, merefleksi, dan mengevaluasi teks yang telah dibaca. Beberapa kegiatan yang dapat dikembangkan dalam tahap pascabaca antara lain:

  1. Merespon teks menjadi sebuah proyek atau produk lain yang menggambarkan kemampuannya menemukan intisari informasi.
  2. Menganalisis opini dan fakta yang terkandung dalam teks.
  3. Mengevaluasi teks berdasarkan pengetahuan awal  atau informasi dari berbagai sumber lain.
  4. Mengembangkan dan mendukung intisari yang dibuatnya dengan bukti-bukti yang terdapat dalam teks.
  5. Peserta didik juga bisa membuat informasi baru yang berhubungan dengan informasi yang terkandung dalam teks, berdasarkan hasil pemahaman baru yang diperolehnya.
  6. Menilai kebaruan informasi teks (up to date) yang telah dibaca dan objektivitas informasi dalam teks yang dibaca (tidak bias, bukan hoak).

Bagaimanakah strategi untuk memahami suatu bacaan? Ada 5 strategi , yaitu ( Stephanie Harvey dan Anne Goudvis (2000):



  1. Membuat Hubungan; yaitu “membuat jembatan” antara pengetahuan baru dengan yang telah diketahui. Ada tiga bentuk membuat hubungan dengan teks yang dapat dibangun, yaitu antara teks dengan diri, teks dengan teks dan teks dengan dunia.
  2. Mengajukan Pertanyaan; yaitu mengajukan pertanyaan sebelum, selama, dan setelah membaca untuk membentuk pengertian, meningkatkan pemahaman, menjelaskan kebingungan, memecahkan masalah, mendapatkan sekumpulan informasi, informasi baru, maupun informasi khusus, hingga mendorong usaha-usaha penelitian. 
  3. Membuat Visualisasi; yaitu berhenti sejenak untuk memikirkan dan memvisualisasikan isi teks yang dibaca untuk membantu menciptakan citra secara mental dari bentuk kata-kata, memperkuat hubungan antara pembaca dengan teks, menempatkan pembaca di posisi dalam teks, serta meningkatkan antusiasme untuk membaca.
  4. Mencari yang Tersirat (Inferensi); yaitu Pemikiran berdasarkan inferensi terjadi ketika petunjuk-petunjuk dalam teks digabungkan dengan pengetahuan pembaca dan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada sebuah kesimpulan mengenai sebuah tema atau gagasan yang tersirat dalam teks.
  5. Menentukan Hal yang Penting; yaitu menentukan gagasan pokok dalam suatu teks yang otentik dari sebuah karya fiksi (sastra) maupun non fiksi (naskah ilmiah, sejarah, biografi, editorial surat kabar, hingga buku perdagangan), untuk meringkas serta menarik kesimpulan dari berbagai bacaan tersebut, mempelajari informasi baru dan membangun pengetahuan latar, membedakan antara tema, pendapat dan sudut pandang, serta menentukan maksud atau pesan penulis teks (memberikan informasi, membujuk, atau menghibur).

Rabu, 27 Oktober 2021

Guru Penggerak dan Pengajar Praktek, Apa?

 


Kajian Guru Penggerak dan Pengajar Praktek ini, khususnya diperuntukkan untuk bahan diskusi bagi Guru dan Kepala Sekolah. Tulisan ini lahir atas pertanyaan rekan guru : "Apa yang Anda ketahui tentang Guru Penggerak dan Pengajar Praktek?". 

Guru Penggerak merupakan pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid (student centered).

Didamping itu, guru penggerak juga menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Melalui peluncuran program guru penggerak, Kemendikbud berharap bahwa guru penggerak terpilih dapat menjalankan 5 peran utama yakni:

1) Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya

2) Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah

3) Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah

4) Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

5) Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-beingekosistem pendidikan di sekolah

5 peran utama Guru Penggerak sangatlah krusial bagi dunia pendidikan Indonesia. Oleh karena itulah, calon guru penggerak akan melalui berbagai proses. Para calon guru penggerak harus mengikuti pendidikan guru penggerak selama 9 bulan sebelum dinyatakan lulus menjadi guru penggerak.

Kajian ini bisa diperdalam dengan membuka https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/detil-program/.

PGP, apa?

Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan Pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak. Selama program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya.

Capaian Pembelajarannya, Apa Saja?

Calon Guru Penggerak mampu memahami filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara dan melakukan refleksi kritis atas hubungan nilai-nilai tersebut dengan konteks pendidikan lokal dan nasional pada saat ini.

Calon Guru Penggerak mampu menjalankan strategi sebagai pemimpin pembelajaran yang mengupayakan terwujudnya sekolah sebagai pusat pengembangan karakter dengan budaya positif.

Calon Guru Penggerak mampu mengembangkan dan mengkomunikasikan visi sekolah yang berpihak pada murid kepada para guru dan pemangku kepentingan.

Peran Guru Penggerak, Apa?

Melalui peluncuran program guru penggerak, Kemendikbud berharap bahwa guru penggerak terpilih dapat menjalankan 5 peran utama yakni:

1) Menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya

2) Menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah

3) Mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah

4) Membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

5) Menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-beingekosistem pendidikan di sekolah

5 peran utama Guru Penggerak sangatlah vital dan urgen bagi dunia pendidikan Indonesia dewasa ini. Oleh karena itulah, calon guru penggerak akan melalui berbagai proses. Para calon guru penggerak harus mengikuti pendidikan guru penggerak selama 9 bulan sebelum dinyatakan lulus menjadi guru penggerak.



Manfaat Guru Penggerak, Apa?

Setidaknya ada 7 manfaat penting program guru penggerak bagi pendidik yaitu (Anisa,https://blog.kejarcita.id/7-manfaat-penting-program-guru-penggerak-bagi-pendidik/):

1. Mengembangkan Kompetensi dalam Lokakarya Bersama

Pendidikan Guru Penggerak selama 9 bulan dan pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 9 bulan bagi calon Guru Penggerak secara gratis. Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru.

Pada pelatihan ini, calon guru penggerak akan dipantau terkait capaian perkembangannya. Selain itu, calon guru penggerak juga akan melaksanakan evaluasi hingga tahap pelatihan selesai dilaksanakan.

2. Meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid

Manfaat ke – 2 dalam mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu meningkatkan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.

Pendidik dapat meningkatkan performa diri dalam menjadi guru yang sebenar-benarnya yang berpusat pada murid. Itu artinya, pendidik menjadi teladan dan mampu memberikan motivasi bagi murid sehingga menguatkan kemampuan untuk memberdayakan murid.

Guru akan totalitas dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada muridnya. Sehingga di masa yang akan datang, guru dapat mengatasi murid yang bermacam rupa, termasuk murid yang unik dan heterogen.

3.  Pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan

Manfaat ke – tiga mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu mendapatkan pengalaman belajar mandiri dan kelompok yang terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan.

Belajar memang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Akan tetapi, konsistensi adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Dengan adanya pelatihan guru penggerak, para pengajar dapat menimba ilmu kembali secara sistematis.

Pada tahap pertama seleksi, guru harus melampirkan CV, esai, dan mengikuti tes bakat skolastik. Jika sudah lolos tahap 1 maka akan lanjut ke tahap kedua dimana guru harus menunjukkan simulasi mengajar dan wawancara. Baru setelah lulus kedua tahap tersebut, pendidik dapat mengikuti pelatihan guru penggerak selama 9 bulan.

4. Pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program guru penggerak

Manfaat penting program guru penggerak yang ke – empat bagi pendidik yaitu bertemu guru-guru dari berbagai daerah. Hal ini dikarenakan pendaftar calon guru penggerak berasal dari seluruh wilayah di Indonesia. Dengan demikian, para calon guru penggerak dapat bertukar informasi, pengalaman, dan ilmu yang mereka miliki selama pelatihan berlangsung.

5. Pengalaman mendapatkan bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping) pendidikan guru penggerak

Salah satu manfaat penting program guru penggerak bagi pendidik yang pertama yaitu calon guru penggerak mendapatkan pelatihan dengan orang-orang yang ahli di bidangnya secara gratis.

Pengajar praktik / pendamping bagi pelatihan guru penggerak berasal dari Widyaiswara dan Pengawas Sekolah yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan Kemendikbud. Mereka bertugas untuk mencatat perkembangan peserta selama pendidkan guru penggerak secara daring, pendampingan selama pendidikan, serta memberikan motivasi dan membantu peserta dalam menjalankan perannya.

6. Mendapatkan komunitas belajar baru

Manfaat ke – enam dalam mengikuti program guru penggerak bagi pendidik yaitu mendapatkan komunitas baru. Sama seperti penjabaran sebelumnya, para guru akan bertemu sesama peserta dan pelatih atau pembimbing dengan latar belakang yang berbeda-beda.

Hal ini tentu menajdi komunitas belajar baru bagi guru yang mungkin masih dapat dilakukan ketika sudah selesai mengikuti program pelatihannya. Prgram ini memungkinkan guru untuk berkolaboasi dengan lebih banyak orang.

7. Mendapatkan sertifikat pendidikan 306 JP dan Piagam Guru Penggerak

Manfaat ke - 7 dari partisipasi program guru penggerak bagi pendidik yaitu mendapatkan sertifikat pendidikan 306 JP dan Piagam Guru Penggerak. Hal ini dapat menjadi penunjang karir perguruan Anda.

Tak hanya itu, selama pelaksanaan Program Guru Penggerak berlangsung,Kemdikbud juga akan memberikan dukungan sebagai berikut:

1. Selama pendidikan dan pendampingan mendapatkan bantuan paket data untuk pelatihan daring (online)

2. Biaya transportasi, konsumsi, dan akomodasi jika diperlukan untuk pelaksanaan Lokakarya (sesuai kebutuhan).

Modul dan Materi Guru Penggerak, Apa?

Peserta Program Guru Penggerak juga akan diberikan modul dan materi yang menjadi pegangan selama pendidikan berlangsung. Terdapat 3 modul dengan berbagai macam topik pembelajaran, di antaranya yaitu:

Modul 1: Paradigma dan Visi Guru Penggerak

Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah.



Adapun Selayang Pandang, Pengajar Praktek (PP) (https://sebuahtutorial.com/pengajar-praktik-guru-penggerak/#Apa_Itu_Pengajar_Praktik_Guru_Penggerak) adalah sebagai berikut:

Apa Itu Pengajar Praktik Guru Penggerak?

Pengajar Praktik Guru Penggerak merupakan salah satu komponen dari bagian Program Pendidikan Guru selain Guru penggerak dan Fasilitator. Tugas utamanya adalah sebagai pendamping guru penggerak dalam proses pendidikan Guru Penggerak. Praktik pengajar juga berperan sebagai orang yang berbagi praktik baik, mengevaluasi dan memberikan umpan balik (feed back) kepada calon guru penggerak selama pendidikan yaitu 9 bulan.

Siapa saja yang berhak mendaftar sebagai Praktik Mengajar?

Yang berhak mendaftar sebagai seorang Praktik mengajar adalah :

  • Guru
  • Kepala Sekolah
  • Pengawas Sekolah
  • Praktisi/Akademisi/Konsultan Pendidikan

Apa Saja Kriteria Seorang Pengajar Praktik?

Berikut ini merupakan kriteria yang disyaratkan jika Anda ingin menjadi Pengajar Praktik.

Kriteria Umum

  • Tidak sedang mengikuti kegiatan diklat PPG, Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, atau kegiatan lain yang dilaksanakan secara bersamaan dengan proses rekrutmen dan pendidikan guru penggerak.
  • Guru, kepala sekolah, atau pengiat pendidikan yang telah menerapkan kepemimpinan pembelajaran (instructional leadership)
  • Mendapat izin dari pimpinan/ atasan tempat bekerja. Jika merupakan praktisi/konsultan individu (tidak perlu surat izin)
  • Bersedia mendampingi peserta selama proses pelatihan dan Pendampingan selama 9 bulan

Kriteria Khusus

Jika Anda Seorang Guru, Berikut Syarat Khususnya :

  • Minimal pendidikan S1/D4
  • Memiliki pengalaman mengajar 5 tahun
  • Memiliki sisa masa kerja minimal 2 tahun sebelum pensiun
  • Mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid
  • Memiliki pengalaman mentoring/ pelatihan guru selama 1 tahun
  • Berkomitmen untuk menyelesaikan program
  • Memiliki pengalaman kepemimpinan (Contoh: Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Ketua MGMP/KKG, Asosiasi Guru, koordinator komunitas, ketua organisasi pendidikan lainnya, dll)

Jika Anda Seorang Kepala Sekolah, berikut Syarat Khususnya :

  • Minimal pendidikan S1/D4
  • Memiliki pengalaman mengajar 5 tahun
  • Memiliki sisa masa kerja minimal 2 tahun sebelum pensiun
  • Mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid
  • Memiliki pengalaman mentoring/ pelatihan guru selama 1 tahun
  • Berkomitmen untuk menyelesaikan program
  • Memiliki pengalaman kepemimpinan (Contoh: Ketua MGMP/KKG, MKKS, MKPS, Asosiasi Guru, koordinator komunitas, ketua organisasi pendidikan lainnya, dll)

Apa Peran Pengajar Praktik Guru Penggerak?

Apa saja sih peran atau tugas seorang Pengajar Praktik Guru Penggerak? Berikut ini Tugas dari Pengajar Praktik

  • Memfasilitasi lokakarya pada setiap bulan
  • Berbagi praktik baik dengan calon guru penggerak
  • Mengevaluasi dan memberi umpan balik calon guru penggerak
  • Memfasilitasi proses refleksi dan rencana tindak lanjut untuk peserta saat masa daring
  • Membuat laporan capaian perkembangan calon guru penggerak

Apa Saja Kompetensi Seorang Praktik Pengajar Guru Penggerak?

Seorang Pengajar Praktik Guru penggerak harus memiliki kompetensi yang disyaratkan agar program pendidikan Guru Penggerak Ini dapat terlaksana dengan baik. Berikut ini kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pengajar Praktik Guru Penggerak.

  • Menguasai teknik dan keterampilan mentoring dan coaching
  • Menyusun rencana Pendampingan
  • Membuat kesepakatan dengan calon guru penggerak
  • Membuat jadwal Pendampingan
  • Memiliki komitmen untuk memenuhi tenggat waktu
  • Mengevaluasi dan memberi umpan balik calon guru penggerak
  • Dapat berkomunikasi dengan efektif

Demikian kajian terkait Guru Penggerak dan Pengajar Praktek, khususnya bagi guru dan kepala sekolah. 

Bagaimana pun, tanpa menafikan peran stakeholder yang lain, ujung tombak akselerasi lokomotif pendidikan berada di tangan guru dan kepala sekolah.

Tentunya, PGP dan PP ini adalah sebuah peluang bagi para guru dan kepala sekolah khususnya, dan para stakeholder lain pada umumnya untuk berkreasi dan berinovasi dalam rangka pengembangan diri dan pengembangan keprofesian berkelanjutan demi percepatan kemajuan pendidikan di tanah air.

Selasa, 17 Agustus 2021

Shalat, untuk apa?


 Shalat, untuk apa?

(Tanya Si Bungsu)

######

Shalat adalah bentuk penghambaan (penuhanan) terhadap Allah SWT.

Tujuan penciptaan manusia adalah untuk mengabdi (beribadah, shalat, dll) kepada Allah SWT.

Manfaat nya adalah mendapatkan ridla-Nya sesuai tujuan penciptaan manusia.

"Jika Anda selaku ortu memberi nafkah (uang saku) kepada anak Anda, maka seyogyanya (sepatutnya) anak Anda taat dan patuh serta setia kepada perintah Anda"

Tuhan telah memberikan langit dan bumi serta seluruh isinya untuk perlengkapan hidup manusia. 

Agar manusia tak tersesat, diturunkan ajaran agama-Nya (melalui Rasulullah) dan sensor pada diri manusia (akal sehat dan hati nurani).

Tahukah Anda bahwa jauh-jauh hari sebelum terlahir ke dunia manusia sudah terikat perjanjian dengan Allah? Dan tidak ada satu rasul pun kecuali mengingatkan janji itu, sebagaimana dibenarkan dalam Al-Quran:

" Dan mengapa kamu tidak beriman kepada Allah padahal Rasul menyerumu supaya kamu beriman kepada Tuhanmu. Dan sesungguhnya Dia (Allah) telah mengambil perjanjianmu, jika kamu adalah orang yang beriman, (QS. Al Hadid [57]:8).   

Kapan perjanjian itu dilakukan? Setelah kakek moyang manusia Nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan. Demikian yang tersurat dalam hadis riwayat Abu Hurairah. 

  لَمَّا خَلَقَ اللَّهُ آدَمَ مَسَحَ ظَهْرَهُ، فَسَقَطَ مِنْ ظَهْرِهِ كُلُّ نَسَمَةٍ هُوَ خَالِقُهَا مِنْ ذُرِّيَّتِهِ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ، وَجَعَلَ بَيْنَ عَيْنَيْ كُلِّ إِنْسَانٍ مِنْهُمْ وَبِيصًا مِنْ نُورٍ، ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى آدَمَ فَقَالَ: أَيْ رَبِّ، مَنْ هَؤُلَاءِ؟ قَالَ: هَؤُلَاءِ ذُرِّيَّتُكَ   

Sewaktu menciptakan Nabi Adam, Allah mengusap punggungnya. Maka berjatuhanlah dari punggungnya setiap jiwa keturunan yang akan diciptakan Allah dari Adam hingga hari Kiamat. Kemudian, di antara kedua mata setiap manusia dari keturunannya Allah menjadikan cahaya yang bersinar. Selanjutnya, mereka disodorkan kepadanya. Adam pun bertanya, “Wahai Tuhan, siapakah mereka?” Allah menjawab, “Mereka adalah keturunanmu,” (HR. Al-Tirmidzi).   

Pada saat seluruh calon keturunan Adam ‘alaihissalam dikeluarkan dari punggungnya Allah mengambil janji dan sumpah setia mereka:    وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ   

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka, (QS. Al-A‘raf [7]: 172).   

Sehingga tidak akan berdiri Kiamat sebelum semua keturunan yang telah diambil sumpah, kesaksian, dan janjinya itu terlahir ke dunia. (Lihat: Abu Muhammad Sahl, Tafsir al-Tasturi, [Beirut: Darul Kutub al-‘Ilmiyyah] 1423, jilid 13, 222). 

Lantas apa isi perjanjiannya? Dan apa tujuannya? Lanjutan ayat tersebut mengatakan:  

 أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ  

 (Allah berfirman), “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Benar (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar pada hari Kiamat kamu tidak mengatakan, “Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan),” (QS. Al-A’raf [7] : 172). 

  Sumpah serupa juga diambil Allah dari para nabi. Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi, dari kamu (sendiri) dan dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang teguh, (Q.S. al-Ahzab [33]: 7). 

  Namun, perjanjian Allah dengan para nabi bukan soal menuhankan-Nya, melainkan soal saling meneguhkan antara satu nabi dengan yang lain, soal penyampaian risalah, dan tugas-tugas kenabian lainnya. 

Riwayat lain menyatakan, janji itu tentang pertama kalinya Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam diciptakan, namun yang paling terakhir diutus. (Lihat: Muhammad ibn Jarir al-Thabari, Tafsir al-Thabari, [tanpa cat. kota: Risalah al-Muassasah] 2000, jilid 20, hal. 213.

   Lantas, mengapa kemudian manusia ingkar janji, menyimpang, dan kufur?   Itulah sifat manusia. Mereka lupa atas janjinya sendiri di hadapan rabb mereka. 

Makanya Allah mengutus para rasul untuk mengingatkan janji itu. Sehingga tidak ada hujjah bagi mereka untuk tidak beriman saat ditagih janji pada hari Kiamat kelak.

 Tak lagi ada alasan, Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan), (QS. Al-A’raf [7] : 172).   

Dari ayat dan hadits di atas, dapat dipetik beberapa pelajaran:   Setelah menciptakan Adam ‘alaihissalam, Allah mengeluarkan seluruh calon keluturunannya. Tidak akan berdiri Kiamat sebelum seluruh keturunan itu terlahir ke dunia. Saat seluruh calon keturunan Adam ‘alaihissalam dikeluarkan, Allah mengadakan perjanjian dengan mereka. 

Dalam perjanjian itu, manusia sudah berjanji untuk menuhankan Allah. Secara tak langsung, mereka juga berjanji untuk tak menyekutukan-Nya, tidak menyembah kepada selain-Nya, tidak meminta kepada selain-Nya, dan seterusnya. Manusia memiliki sifat lupa dan ingkar atas janji yang telah diungkapkannya. Para nabi dan rasul diutus untuk mengingatkan janji manusia kepada Allah. Di akhirat, tidak ada alasan bagi mereka lupa janji atau lengah atas ketuhanan dan keesaan-Nya.   

Wallahu a’lam.