Rabu, 19 Februari 2020

Kiblat Papat Limo Pancer

Apa kiblat kita? 
==========
Salah satu filosofi yang berkembang ==Kiblat Papat Lima Pancer , diartikan sebagai empat arah mata angin yaitu timur, selatan, barat dan utara sedangkan Lima Pancer yaitu tengah. Titik tengah ini disebut Kakbah. Inilah salah satu kajian Mbah Khyai Agus Sunyoto, Perintis Pesantren "Global " di kota dingin Malang. 
Kang Ibda (dalam== alif.id==) menulis :
rang Jawa sendiri memasukkan itu ke dalam nama-nama hari (pasaran) yang menjadi penentu jodoh, rezeki, dan nyawa manusia. Wujudnya, berupa konsep hari seperti pasaran legi (timur), pahing (selatan), pon (barat), wage (barat), dan kliwon (tengah/pusat).
Misalnya, dalam menanam jagung, ketika tidak mengindahkan konsep ini, bisa jadi mereka puso alias gagal panen. Begitu pula dengan pemilihan hari pernikahan, khitan, pindahan atau membangun rumah dan sebagainya.
Apakah hanya itu? Ternyata tidak. Kontekstualiasi Sedulur Papat juga menjelmas dalam elemen dasar dalam kehidupan manusia. Seperti cipta, rasa, karsa, dan karya. Tanpa keempat hal ini, bisa jadi manusia hidup namun mati. Artinya, sangat konyol ketika manusia hidup namun tidak memiliki cipta, rasa, karsa dan karya.
Islam sendiri sudah mengonsep hal itu dengan riil ke dalam bab nafsu, tasawuf, dan kondisi hati manusia dalam Surat Al-Qiyamah (75:1-2). Dari ayat itu, Winardi (2017) mengnalisis, manusia memiliki empat unsur paling dasar, yaitu lawwamah, supiyah, amarah dan mutmainah.
Lawwamah ini diartikan selemah apa pun manusia, pasti di dalam jiwanya terdapat sifat kejam dan berani membunuh. Jika diilmiahkan, sifat ini  menjadi pertanda setiap manusia hidup membutuhkan tanah sebagai salah satu sumber hidup atau dalam tubuh manusia  pasti mengandung zat tanah. Lambang warna dari sifat aluamah yakni  hitam.
Supiyah mengandung arti yaitu sebagai sahabat hidup manusia  yang selalu menginginkan harta benda dalam kemegahan serta  kemewahan dunia. Lambang warna dari sifat supiyah yakni kuning. Amarah yaitu sifat selalu mengajak dan menginginkan hal berbau atau dalam ranah politik, kecerdasan akan tetapi lebih cenderung dalam kesombongan.
Lambang warna dari sifat ini merah. Mutmainah yaitu sifat cenderung mengajak dalam nafsu ketuhanan,  beribadah kepada Tuhan. Lambang warna dari mutmainah yakni putih.
Dari keempat jenis ini, tidak mungkin manusia hanya memilih satu saja karena sudah digariskan dalam kehidupan. Namun, di antara keempat itu manusia harus dapat menyinergikan, memilah dan memilih mana yang potensi benar-salah, baik-buruk, indah-jelek untuk menggapai kehidupan bahagia dan pada 
Tanpa Sedulur Papat Limo Pancer, bisa jadi manusia tidak tahu dirinya. Bahkan, filsuf Martin Buber (1878-1965) jauh-jauh hari menggagas konsep diri dalam kehidupan dengan tujuan agar manusia menjadi dirinya sendiri meskipun dalam dirinya ada diri-diri yang lain. Dari diri-diri yang lain itu, manusia harus dapat menggapai jati diri, hakikat diri, dan harga diri agar tidak membelah diri.
Sedangkan konsep diri perspektif Ibnu Miskawaih (1994: 43-44), manusia memiliki tiga bagian, yaitu al-quwwah  alnatiqah (fakultas berpikir), al-quwwah algadabiyyah (fakultas amarah), dan alquwwah  al-shahwiyah (fakultas nafsu syahwat). Sedangkan Imam Al-ghazali (1960: 291) membuat episteme fakultas berpikir dengan al-nafs al-insaniyyah (jiwa  sebagai  esensi  manusia), fakultas amarah dengan istilah al-nafs alhayawaniyyat, dan fakultas nafsu syahwat dengan istilah al-nafs al-hayawaniyyah.


Allahu A'lam 







Mulai dari al-hikmat sebagai keutamaan akal, al-shaja‘ah keutamaan daya, al-gadab, al-‘iffah sebagai keutamaan daya al-shahwah, dan al-‘adalah sebagai  keseimbangan  daya  itu. Keutamaan-keutamaan inilah yang harusnya digali, karena manusia selain badan, juga memiliki akal, nafsu/syahwat dan hati.
Sudah jelas, Sedulur Papat Limo Pancer merupakan bagian dari diri manusia yang harus diijtihadi, digali, dan disinergikan ke dalam kehidupan agar manusia dapat kembali kepada Tuhannya. Uniknya, saat ini Indonesia berada pada era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 yang secara leksikal merupakan kesamaan dari Sedulur Papat (Revolusi Industri 4.0), Limo Pancer (Society 5.0). Ini bukan kebetulan, namun memang sudah sesuai dengan zeitgeist (spirit zaman).
Jika kita tidak dapat mentransformasi teknologi batin pada Sedulur Papat Limo Pancer, maka akan susah bagi kita untuk menjawab tantangan Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0.
Sebab, sinyal, kuota, internet, pulsa, semuanya adalah dunia maya, makhluk gaib yang kita sembah setiap hari. Sedangkan Sedulur Papat Limo Pancer jelas-jelas ada secara fisik saat kita lahir. Dus, kini siapa yang lebih gaib dan mitos antara sinyal, pulsa, kuota dengan Sedulur Papat Limo Pancer?

Sabtu, 15 Februari 2020

Windows 10....!

Windows 10
(Wajib....!==dawuh Kang Hero )
=========

Ya,  DELLON  belum berhasil meng-instal note-book Jadul itu  hingga detik ini.

Berguru dengan mbah Google saja
(tanpa sanad) rasanya memang tidaklah cukup.

Inilah pentingnya transmisi keilmuan secara bersanad (bersama Sang guru yang qualified, tentunya).

Di ranah akademis (dunia penelitian) pun,  reference dari Web merupakan sumber pustaka sekunder.

Ya,  ketersesatan berpikir (ijtihad yang liar) bisa terjadi karena keterbatasan kepemilikan ( penguasaan ) soft ware maupun hardware. Apalagi,  tanpa Sang Guru....!

Allahu A'lam.

Kamis, 13 Februari 2020

Cendol Dawet, branding masa depan?

Bedah
" Cendol -Dawet " (Jabung ),
Perlukah?
==========

Ya,  bedah penyusunan tes online bersama Mbah Rizal (2 kali)
Belum menghasilkan produk hingga kini.

Mungkin,  bedah
Cendol Dawet Jabung yang legendaris dan populer cita-rasanya itu  perlu kita agendakan.

Jika,  Bedah agenda (Cendol Dawet) ini bisa di -follow up menjadi ekskul,  maka sebuah keniscayaan bisa menjadi branding sekolah kita :

Mengalihkan packing minuman plastik yang beredar di pasaran menuju soft drink (Dawet Jabung) dengan menghalau anak-anak untuk meminum Cendol Dawet dengan gelas yang mereka bawa dari rumah.

Ya,  ini Bedah agenda sederhana. Mungkin, kita  perlu sedikit modifikasi dari resep Cendol Dawet dengan konten rasa dari Empon -empon atau Toga kita. Atau,  sebut saja "Cendol Dawet Toga ".

Why not?

Allahu A'lam

The King can do : No Wrong

The King can do :
 NO WRONG ...!
======

Konon,  DELLON ingin bersyair
dengan "memodifikasi " teks lagu Indonesia Raya
(terinspirasi syair "Indonesia Tanah Air Beta " karya Guz Muz,  yang popular itu?)

Namun,  Kang Hero melarangnya :
Beat-Ngah...!
Dholah.. (Lah...!)
==Dan,  sirnalah syair itu.

Yang sesungguhnya
==dengan syair itu ==
DELLON bermaksud membangun nasionalisme :
Membaranya soliditas warga SEMPEGA Rojo
(yang tentunya,  mengokohkan NKRI,  bukan?).

Logikanya,  sederhana saja :
Ku anfusakum
Wa ahlikum nar ....
==dimulai Kebersamaan itu
Dari Goa Pulo Kelandri menuju NKRI.

Ya,  adagium bahwa
The king can do no wrong
(mungkin) tak selamanya benar.

"DELLON bukanlah Nabi...
Juga,  bukan sahabat Nabi...

Jadi,  DELLON sangatlah  berpotensi
Nggabrul wal ngawur
Bin tamak nyozor thiwul...! "
(Begitulah,  pikir Kang Hero?)

Ya,  seperti hari ini
DELLON bermimpi :

Pertama :
Hadirnya GOR di sepanjang depan musholla.
(Termasuk, merobohkan musholla yang ada, hingga ruang GOR bebas hambatan).

Kedua, 
merenovasi Aula menjadi masjid jumbo (tinggi,  besar,  dan lebar) ==dan,  ini perlu Merobohkan RPL (ruang WKS 1 dan 2).

Ketiga,
Mendesign lantai 2
(Ruang Galeri Seni)
sepanjang Ruang TU,  KS,  dan Perpustakaan.

Ke empat,
Merancang lantai 2 (Aula Jumbo)
Sepanjang warisan gedung SMK.

Ke Lima,
Mendesign lantai 2
(parkir kendaraan siswa dan seluruh personalia) sepanjang RKB yang ada
(hingga halaman depan "moblonk" untuk menyemarakkan ekskul kita).

Berikutnya,  mungkin Kang Hero menganthongi ==site plan ==
Yang lebih " aduhai "
Dengan design maket yang "Wah".

"Haaa....! "
(Mbah Broto tampak tertawa ngakak  di kejauhan).

Dan,  di Wonosobo sudah saya diskusikan dengan beliau kemarin :

"Bermimpilah melebihi tingginya langit Arsy.
Kalau,  toh jatuh ...
engkau masih berada di antara galaksi bintang -bintang atau bersama bulan purnama...!

Namun,  mimpi Anda
 haruslah membumi.
Sak gayukke duwite Mbahmu...! "
(Ach...!  Si Mbah?)

"Anda boleh saja bermimpi
Menggandeng empat kekasih
Dan memberinya empat bungalow
Serta empat Mobil pribadi yang lux N Limited Edition.
Namun,  Anda harus menganthongi harta karun (warisan orang tua dan mertua) yang lebih dari mata uang Dollars. "
(Oh,  Si Mbah?)

DELLON pun terbangun dari mimpi panjang siang itu.

Kang Pandu,  Sekjen Camat itu memberinya souvenir :

"Ini produk unggulan Wonosobo. Gula merah dan Tempe. 
Door -prize atas mimpi Anda yang fantastic itu "

Dan,  mimpi panjang itu hilang seketika.
Bersama bayang-bayang senyum Mbah Broto di sepanjang jalan Wonosobo -Cangkring yang teramat nyaman itu.
(Mbah Broto terus tertawa,  menertawakan DELLON).

Allahu A'lam