Fenomena yang ada menunjukkan Perpustakaan Sekolah kita lebih ke arah gudang Buku. Rusaknya koleksi buku Karena lebih banyak dimakan rayap daripada rusak karena dibaca.
Maka, program membaca atau belajar di ruang Perpustakaan via tugas mandiri maupun kelompok perlu digalakkan.
Tentu, perlu design pembelajaran yang mengarah pada optimalisasi pemanfaatan Perpustakaan Sekolah. Perpustakaan seyogyanya menjadi ruang sidang (diskusi) dengan argumen yang memaksa siswa untuk membuka buku atau stius web melalui pendampingan dan bimbingan guru. Ya, Perpustakaan harus menjadi ruang klas alternatif secara bergilir bagi tiap-tiap Mapel mengerjakan tugas -tugas siswa.
Sehingga
Warisan terbesar Guru adalah Buku, Fiksi, Non Fiksi, Atau satu huruf Alif sekalipun! Agar mengundang banyak tanya bagi anak-didik kita? Maka, Menulislah seperti orang jatuh cinta (Kata Kang Mashuri, Penyair Muda Jawa Timur an) Tanpa Cinta dengan profesi kita. Kita memang tak membuahkan apa-apa. Hanya getah dan busa tak bermakna Yang kita wariskan. Dan, itu racun bagi anak didik kita! Mengapa kita tak meracik anti virus (Buku) yang menyehatkan Dan membahagiakan anak-didik kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar