يا رب
Engkau tunjukkan ke-Maha Jabar-an-Mu :
Hadirnya Mbakyu Covid
Yang membolak-balik hati dan akal sehat...
Menutup pintu masjid dan bilik qalbu
Ruas jalan protokol...
jendela rumah...
......
Juga, tertutupnya pasar...
Terminal...
Stasiun...
Gang-gang sempit
......
Oh, para ahli agama...
Ahli gizi...
Ahli Kedokteran...
.......
Juga, para wartawan...
Para peramal...
Para komentator...
....
Riuh berdiskusi :
Bagaimana menghadang Mbakyu Covid?
Dan, makhluk-Mu yang teramat samar itu masih menjadi pemenang nya hingga hari ini
Ya, Engkau yang Maha Perkasa
Engkau yang Maha Memulai....
Dan, Engkau pula yang Maha Mengakhiri
Kukuhkan punggung kami
Bukan untuk menghentikan test case-Mu
Namun, untuk merakit kesadaran...
Juga, kesabaran untuk menikmati ke-Jabbar-an-Mu :
Bahwa Engkau enggan didikte oleh siapapun!
***
Warisan terbesar Guru adalah Buku, Fiksi, Non Fiksi, Atau satu huruf Alif sekalipun! Agar mengundang banyak tanya bagi anak-didik kita? Maka, Menulislah seperti orang jatuh cinta (Kata Kang Mashuri, Penyair Muda Jawa Timur an) Tanpa Cinta dengan profesi kita. Kita memang tak membuahkan apa-apa. Hanya getah dan busa tak bermakna Yang kita wariskan. Dan, itu racun bagi anak didik kita! Mengapa kita tak meracik anti virus (Buku) yang menyehatkan Dan membahagiakan anak-didik kita?