|
Guru Profesional
Sinyalemen yang muncul bahwa guru adalah pejabat yang berpangkat jendral namun gaji kopral kian terkikis. Meningkatnya kesejahteraan guru bukanlah isapan jempol sejak berlakunya UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sebagian guru telah lolos sertifikasi dan menikmati suplemen (tunjangan profesi guru). Sebaliknya, sebagian guru yang lain masih antri uji sertifikasi guru dan harus menghisap jempol sementara sembari menunggu antrian tersebut. Meningkatnya kesejahteraan guru tersebut diharapkan guru lebih fokus (ayem?) untuk menekuni tugas dan tanggungjawabnya secara konsisten dan konskwen. Guru diharamkan lebih menggeluti dan mengutamakan proyek lain yang mengakibatkan tugas dan kwajibanya terbengkelai.
Idealnya guru berkonsentrasi dengan penuh tanggungjawab untuk merencanakan, menyajikan, mengevaluasi dan bahkan mengadakan remidi pembelajaran secara profesional. Namun, fenomena yang muncul di lapangan masih bertolak belakang, yaitu: (1) masih ada guru yang mengajar ala kadarnya (semaunya); (2)sebagian guru tak memiliki persiapan (perencanaan pembelajaran) yang matang; (3)pendekatan, metode dan teknik serta media yang digunakan guru dalam penyajian pembelajarannya masih monoton (tidak inovatif dan variatif); (4)pelaksanaan dan analisis evaluasi hasil pembelajaran tidak valid; (5)guru enggan mengadakan remidi pembelajaran dan main sulap terhadap hasil pembelajaran.
Iklim pembelajaran dan gaya mengajar guru seperti tersebut di atas sudah barang tentu tak bisa menghasilkan karya pengembangan profesi guru yang bermutu. Padahal, guru seharusnya bersikap profesional di bidangnya sehingga akan (mudah saja) naik pangkat dan dapat menikmati gaji jendral melalui penciptaan karya-karya pengembangan profesi guru yang berkwalitas. Potret buram pembelajaran yang dilakukan guru merupakan akar penyebab utama guru tak mampu (tak mau?) memenuhi tuntutan bagi pengembangan profesi guru, seperti: (1) penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI); (2)penemuan teknologi tepat guna; (3)pembuatan alat peraga /bimbingan; dan (4)penciptaan karya seni dan pengembangan kurikulum.
Fakta yang ada menunjukkan budaya plagiator, menjahitkan dan mengcopy –paste karya milik orang lain masih saja terjadi. Apalagi, ada sebagian guru yang lolos mendapatkan poin 12 untuk penilaian unsur pengembangan profesinya dengan cara yang haram seperti itu. Sebaliknya, ada sebagian guru yang tak lolos walaupun hasil karya sendiri karena tak memenuhi kriteria KTI yang ideal. Iklim pembelajaran yang tak kondusif dan pelanggaran etika akademis di kalangan guru akan menyebabkan stagnasi bagi pengembangan profesi guru, merosotnya kualitas pembelajaran dan mutu pendidikan, dan terhambatnya kenaikan pangkat atau pengembangan karir guru.
Masih adanya sebagian guru yang lebih suka menghalalkan segala cara untuk kenaikan pangkatnya tanpa memperhatikan nilai-nilai akademis dan sikap profesionalisme seorang guru mencerminkan masih buruknya profil guru yang seharusnya bisa digugu (karena nilai-nilai moralitas yang dijunjungnya) dan ditiru (karena nilai-nilai profesionalisme yang dimiliknya). Berbagai alasan klasik yang muncul di kalangan guru terhadap lemahnya pengembangan profesi guru, antara lain: (1) Merasa tidak mampu memenuhi tuntutan kegiatan pengembangan profesi guru; (2)Merasa malas atau tidak mau membuatnya; (3)Merasa tidak punya waktu, tenaga dan pikiran yang cukup; (4)Tidak punya literatur penunjang yang cukup untuk pengembangan profesi guru.
Apapun alasan klasik yang dikemukan guru tersebut di atas, menurut hemat Penulis perlu dicarikan solusi dengan segera, yaitu: (1)Guru seyogyanya melakukan introspeksi (auto terapi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan selama ini. Selanjutnya, guru meneguhkan niat dan bertekad untuk memperbaiki pembelajaran dengan menggunakan pendekatan, metode, teknik, media dan bahan pembelajaran yang inovatif dan variatif. Pengetahuan dan wawasan mengenai hal ini bisa diperoleh dengan rajin membaca tulisan-tulisan baik di media cetak maupun elektronik. Dengan rajin mengeksplorasi tulisan-tulisan tersebut akan menstimulasi minat guru untuk menghasilkan karya pengembangan profesi guru; (2)Pendidikan dan pelatihan, workshop, seminar dan lomba-lomba kegiatan pengembangan profesi guru hendaknya lebih sering dilakukan (baik di tingkat kabupaten, propinsi maupun nasional) dengan bantuan berbagai sponsor sehingga penghargaan bagi para juara akan lebih menarik yang pada akhirnya dapat memotivasi guru untuk berlatih mengembangkan profesionalisme guru; (3)Diadakannya alokasi dana khusus yang cukup oleh pihak yang berwenang bagi guru demi pengembangan profesionalisme guru di level sekolah yang bersangkutan; (4)obyektifitas penilaian terhadap karya pengembangan profesi guru benar-benar diwujudkan.
Adapun guru yang sudah berpengalaman membuat karya pengembangan profesi guru, hendaknya: (1)lebih meningkatkan kualitas karyanya; (2)mensosialisasikan karyanya di media cetak maupun elektronik; (3)menindaklanjuti hasil karyanya secara terus menerus melalui perbaikan dan peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui kegiatan pengembangan profesi guru; (4)menghidupkan forum ilmiah guru demi peningkatan profesionalisme di kalangan rekan-rekan guru.
BIODATA PENULIS
|
Nama
|
DRS. TEGUH BASUKI
|
|
NIP
|
19680517 199412 1 003
|
|
Jabatan
|
Guru SMPN 1 Sudimoro Pacitan
|
|
Pangkat/Gol. Ruang
|
Pembina, IV/a
|
|
Tempat dan Tanggal Lahir
|
Trenggalek, 17 Mei 1968
|
|
Jenis kelamin
|
Laki - Laki
|
|
Agama
|
Islam
|
|
Tugas Mengajar
|
Mata Pelajaran Bahasa Inggris
|
|
Masa Kerja Guru
|
15 Tahun 07 bulan
|
|
Judul Pini Dianta
|
Guru Profesional (mudah saja) Naik Pangkat
|
|
Pendidikan terakhir
|
S-1 Big IAIN S-A Malang 1992
|
|
Fakultas / Jurusan
|
Tarbiyah / Tadris Bahasa Inggris
|
|
Status Perkawinan
|
Kawin
|
|
Nama dan Alamat Sekolah
|
SMP Negeri 1 Sudimoro
Jl. Raya Sudimoro No.05 Kec. Sudimoro
Kab. Pacitan, Prop. Jawa Timur
Telp. (0357)421020
|
|
Alamat Rumah
|
Desa Bogoran Rt. 03 / Rw. 02 Kec. Kampak 66373
Kab. Trenggalek, Prop. Jawa Timur
HP. 0852 353 8383 7
|
|
Kegiatan dalam Masyarakat
|
a. Tutor “Nabila English Course”
b. Ta’mir Masjid Desa Bogoran
|
Penghargaan yang pernah diterima dan Lomba Keberhasilan Guru (LKG)
Yang pernah diikuti
|
a. Finalis LKG 1995 (LIPI Jakarta)
b. Nominator Sayembara Penulisan Naskah Fiksi1996 (Depdikbud Jakarta)
c. Finalis LKG 1998 (LIPI Jakarta)
d. Finalis LKG 2003 (Depdiknas Jakarta)
e. Juara I Seleksi Guru Teladan 2003
(Kab. Pacitan)
f. Juara III Lomba Karya Tulis Ilmiah 2007 (Forum Ilmiah Guru Pacitan)
| |
|
Kegiatan Diklat Penelitian
|
a. Diklat penyusunan bahan ajar berwawasan kesetaraan gender di Batu Malang tahun 2005
b. Diklat Action research di Pacitan tahun 2007
c. Diklat KTI Online di Tretes Malang 2009
|
|
Kegiatan penelitian
|
a. Penelitian Perpustakaan Sekolah Tahun 2005.
b. Classroom Action Research tahun 2006-2009 (Mandiri)
c. Classroom Action Research via Bimbingan Online 2010
|