Bedah
" Cendol -Dawet " (Jabung ),
Perlukah?
==========
Ya, bedah penyusunan tes online bersama Mbah Rizal (2 kali)
Belum menghasilkan produk hingga kini.
Mungkin, bedah
Cendol Dawet Jabung yang legendaris dan populer cita-rasanya itu perlu kita agendakan.
Jika, Bedah agenda (Cendol Dawet) ini bisa di -follow up menjadi ekskul, maka sebuah keniscayaan bisa menjadi branding sekolah kita :
Mengalihkan packing minuman plastik yang beredar di pasaran menuju soft drink (Dawet Jabung) dengan menghalau anak-anak untuk meminum Cendol Dawet dengan gelas yang mereka bawa dari rumah.
Ya, ini Bedah agenda sederhana. Mungkin, kita perlu sedikit modifikasi dari resep Cendol Dawet dengan konten rasa dari Empon -empon atau Toga kita. Atau, sebut saja "Cendol Dawet Toga ".
Why not?
Allahu A'lam
Warisan terbesar Guru adalah Buku, Fiksi, Non Fiksi, Atau satu huruf Alif sekalipun! Agar mengundang banyak tanya bagi anak-didik kita? Maka, Menulislah seperti orang jatuh cinta (Kata Kang Mashuri, Penyair Muda Jawa Timur an) Tanpa Cinta dengan profesi kita. Kita memang tak membuahkan apa-apa. Hanya getah dan busa tak bermakna Yang kita wariskan. Dan, itu racun bagi anak didik kita! Mengapa kita tak meracik anti virus (Buku) yang menyehatkan Dan membahagiakan anak-didik kita?
Kamis, 13 Februari 2020
The King can do : No Wrong
The King can do :
NO WRONG ...!
======
Konon, DELLON ingin bersyair
dengan "memodifikasi " teks lagu Indonesia Raya
(terinspirasi syair "Indonesia Tanah Air Beta " karya Guz Muz, yang popular itu?)
Namun, Kang Hero melarangnya :
Beat-Ngah...!
Dholah.. (Lah...!)
==Dan, sirnalah syair itu.
Yang sesungguhnya
==dengan syair itu ==
DELLON bermaksud membangun nasionalisme :
Membaranya soliditas warga SEMPEGA Rojo
(yang tentunya, mengokohkan NKRI, bukan?).
Logikanya, sederhana saja :
Ku anfusakum
Wa ahlikum nar ....
==dimulai Kebersamaan itu
Dari Goa Pulo Kelandri menuju NKRI.
Ya, adagium bahwa
The king can do no wrong
(mungkin) tak selamanya benar.
"DELLON bukanlah Nabi...
Juga, bukan sahabat Nabi...
Jadi, DELLON sangatlah berpotensi
Nggabrul wal ngawur
Bin tamak nyozor thiwul...! "
(Begitulah, pikir Kang Hero?)
Ya, seperti hari ini
DELLON bermimpi :
Pertama :
Hadirnya GOR di sepanjang depan musholla.
(Termasuk, merobohkan musholla yang ada, hingga ruang GOR bebas hambatan).
Kedua,
merenovasi Aula menjadi masjid jumbo (tinggi, besar, dan lebar) ==dan, ini perlu Merobohkan RPL (ruang WKS 1 dan 2).
Ketiga,
Mendesign lantai 2
(Ruang Galeri Seni)
sepanjang Ruang TU, KS, dan Perpustakaan.
Ke empat,
Merancang lantai 2 (Aula Jumbo)
Sepanjang warisan gedung SMK.
Ke Lima,
Mendesign lantai 2
(parkir kendaraan siswa dan seluruh personalia) sepanjang RKB yang ada
(hingga halaman depan "moblonk" untuk menyemarakkan ekskul kita).
Berikutnya, mungkin Kang Hero menganthongi ==site plan ==
Yang lebih " aduhai "
Dengan design maket yang "Wah".
"Haaa....! "
(Mbah Broto tampak tertawa ngakak di kejauhan).
Dan, di Wonosobo sudah saya diskusikan dengan beliau kemarin :
"Bermimpilah melebihi tingginya langit Arsy.
Kalau, toh jatuh ...
engkau masih berada di antara galaksi bintang -bintang atau bersama bulan purnama...!
Namun, mimpi Anda
haruslah membumi.
Sak gayukke duwite Mbahmu...! "
(Ach...! Si Mbah?)
"Anda boleh saja bermimpi
Menggandeng empat kekasih
Dan memberinya empat bungalow
Serta empat Mobil pribadi yang lux N Limited Edition.
Namun, Anda harus menganthongi harta karun (warisan orang tua dan mertua) yang lebih dari mata uang Dollars. "
(Oh, Si Mbah?)
DELLON pun terbangun dari mimpi panjang siang itu.
Kang Pandu, Sekjen Camat itu memberinya souvenir :
"Ini produk unggulan Wonosobo. Gula merah dan Tempe.
Door -prize atas mimpi Anda yang fantastic itu "
Dan, mimpi panjang itu hilang seketika.
Bersama bayang-bayang senyum Mbah Broto di sepanjang jalan Wonosobo -Cangkring yang teramat nyaman itu.
(Mbah Broto terus tertawa, menertawakan DELLON).
Allahu A'lam
NO WRONG ...!
======
Konon, DELLON ingin bersyair
dengan "memodifikasi " teks lagu Indonesia Raya
(terinspirasi syair "Indonesia Tanah Air Beta " karya Guz Muz, yang popular itu?)
Namun, Kang Hero melarangnya :
Beat-Ngah...!
Dholah.. (Lah...!)
==Dan, sirnalah syair itu.
Yang sesungguhnya
==dengan syair itu ==
DELLON bermaksud membangun nasionalisme :
Membaranya soliditas warga SEMPEGA Rojo
(yang tentunya, mengokohkan NKRI, bukan?).
Logikanya, sederhana saja :
Ku anfusakum
Wa ahlikum nar ....
==dimulai Kebersamaan itu
Dari Goa Pulo Kelandri menuju NKRI.
Ya, adagium bahwa
The king can do no wrong
(mungkin) tak selamanya benar.
"DELLON bukanlah Nabi...
Juga, bukan sahabat Nabi...
Jadi, DELLON sangatlah berpotensi
Nggabrul wal ngawur
Bin tamak nyozor thiwul...! "
(Begitulah, pikir Kang Hero?)
Ya, seperti hari ini
DELLON bermimpi :
Pertama :
Hadirnya GOR di sepanjang depan musholla.
(Termasuk, merobohkan musholla yang ada, hingga ruang GOR bebas hambatan).
Kedua,
merenovasi Aula menjadi masjid jumbo (tinggi, besar, dan lebar) ==dan, ini perlu Merobohkan RPL (ruang WKS 1 dan 2).
Ketiga,
Mendesign lantai 2
(Ruang Galeri Seni)
sepanjang Ruang TU, KS, dan Perpustakaan.
Ke empat,
Merancang lantai 2 (Aula Jumbo)
Sepanjang warisan gedung SMK.
Ke Lima,
Mendesign lantai 2
(parkir kendaraan siswa dan seluruh personalia) sepanjang RKB yang ada
(hingga halaman depan "moblonk" untuk menyemarakkan ekskul kita).
Berikutnya, mungkin Kang Hero menganthongi ==site plan ==
Yang lebih " aduhai "
Dengan design maket yang "Wah".
"Haaa....! "
(Mbah Broto tampak tertawa ngakak di kejauhan).
Dan, di Wonosobo sudah saya diskusikan dengan beliau kemarin :
"Bermimpilah melebihi tingginya langit Arsy.
Kalau, toh jatuh ...
engkau masih berada di antara galaksi bintang -bintang atau bersama bulan purnama...!
Namun, mimpi Anda
haruslah membumi.
Sak gayukke duwite Mbahmu...! "
(Ach...! Si Mbah?)
"Anda boleh saja bermimpi
Menggandeng empat kekasih
Dan memberinya empat bungalow
Serta empat Mobil pribadi yang lux N Limited Edition.
Namun, Anda harus menganthongi harta karun (warisan orang tua dan mertua) yang lebih dari mata uang Dollars. "
(Oh, Si Mbah?)
DELLON pun terbangun dari mimpi panjang siang itu.
Kang Pandu, Sekjen Camat itu memberinya souvenir :
"Ini produk unggulan Wonosobo. Gula merah dan Tempe.
Door -prize atas mimpi Anda yang fantastic itu "
Dan, mimpi panjang itu hilang seketika.
Bersama bayang-bayang senyum Mbah Broto di sepanjang jalan Wonosobo -Cangkring yang teramat nyaman itu.
(Mbah Broto terus tertawa, menertawakan DELLON).
Allahu A'lam
Langganan:
Postingan (Atom)